Thursday, December 31

A Little Confession

Kau datang. Dan sepenglihatanku, ada banyak kunang-kunang di sekitarmu.
Kau tersenyum. Dan mataku, seperti sedang melihat lukisan Tuhan yang paling indah.
Kau tertawa. Dan bibirku, layaknya tertular. Tertawalah kita bersama.
Kau diam. Dan ,aku pun membiarkan. Berapa lama engkau bisa bertahan?
Kau bicara. Dan, perhatianku takkan pernah bisa luput. Fokus.
Kau berulah. Dan pada akhirnya, sampai kau teredam.


Entah ini di bawah kesadaranku atau tidak, kurasa , aku telah masuk ke dalam dunia yang memang telah cukup lama aku nantikan.

Engkau ada, bahkan jauh sebelum ini datang ..

Terima kasih untuk senyuman-senyuman yang tulus akhir-akhir ini. Aku suka. Dan 'yuppi' mu. Menyenangkan ;)
Biarkan kukatakan ini sekarang,
aku menyayangimu. Read more...

and I believe ..

"Kebahagiaan itu seperti kupu-kupu. Kalau kita mengejarnya, selalu sulit untuk ditangkap. Akan tetapi ketika kamu mau duduk diam, mungkin kupu-kupu tersebut akan hinggap di atasmu." Read more...

Monday, December 28

Hati ..

Kenapa kau terlalu banyak menangis? Air matamu bisa membunuhmu !
Matamu yang bulat nan indah jangan kau lukai.. Siapa yang menabur badai di kulitmu? Remahannya menyakiti hatiku!
Read more...

Sunday, December 27

Not Anymore

Dan kini, aku menjelma menjadi perempuan yang mungkin, lebih dari 'biasa'. Mungkin lebih hebat? lebih hidup?
Tidak dan bukan pada saat aku menjadi perempuan yang patah hati. Yang membiarkan tangisku berubah menjadi darah. Yang membiarkan semua di sekelilingku terus menerus iba terhadapku. Dan benar, kini, itu tidak lagi. Read more...

Friday, December 25

What is this fuckin' post for?

HELL-O ,There?
kali ini postingan khusus lah buat ANDA .sebodo mau baca mau enggak zzz kali aja kalo ada keajaiban bisa kebaca.

Eh, masa saya yang harus lari-lari gitu biar kamu gak bisa lagi nemuin saya?
Oh, plis lah punya kaca gitu banyak mungkin di rumah. KAMU woy KAMU yang mestinya minggat !

NGEGANGGU TAUGA IH YA ALLOH YA KARIM YA SAMII YA BASHIR -,-

Udah bikin otak saya serasa dikocok gara-gara gelisah serasa hidup tuh selaluuuu aja ada belakangnya. Udah gak tau lagi lah saya gak ngerti. Ngemis-ngemis lah bisanya minta jadi temen. Gak ada hasrat sama sekali lah kepikiran juga enggak buat temenan. Berhenti deh ngikutin sayaaaaaaa da males atuh saya udah NGE-DELETE semua folder tentang kamu, terus mau apalagi hah kalo ceritanya baikan?

Nanya-nanya yang gak penting gitu malesin tau ih .Iya emang kalo saya gak peduli saya sama sekali gak akan ngegubris itu semua tapi kenapa ANDA YANG DI SANA nggak sedikit merasa TERSENTUH oleh saya yang sudah berkali-kali mengatakan "SUDAH, CUKUP, JERK!"
Kenapa masih aja muncul kayak hantu bulanan sebulan sekali pasti aja ada. sitsitdemensit !

Jujur aja keadaan kayak gini yang bikin saya jadi suka tiba-tiba badmood sama siapa aja .Padahal saya tau ini gak penting lagi sama sekali, ENGGA.
Tapi masih ada hati saya yang merasa terusik .Kayak beruang yang lagi hibernasi terus digangguin ya iyalah ngamuk -,-
Kadang suka sampai nangis lah tapi bukan karena saya sedih inget lalu-lalu atau saya belum bisa bener-bener lepas, tapi saya nyayangin keadaannya. Kenapa kalau tau akhirnya bakal kayak gini, nggak saya STOP aja stupid life dari dulu dari jaman saya masih kebuka lebar gitu lah matanya kayak SEKARANG.
Saya sedih waktu saya gak bisa jelasin ke mereka saya kenapa. Itu aja sebenernya. Saya sedih gara-gara alesan saya buat nangis itu sangat-sangat konyol. Dan sebenernya saya juga gak mau sama sekali tapi reflek ajalah gitu sebagai orang yang masih bisa emosi pasti saya keluarin efek dari suara hati saya itu.

Tapi saya ambil hikmahnya dari ini .Saya harus terus bisa nerima keadaan. Ikhlas. Dan melihat secara 'REAL' semua yang ada di depan mata. Saya bakalan marah kalo emang marah saya bisa bikin keadaan jadi lebih baik. Seperti yang saya maksudkan. Tapi kalau keadaannya makin rumit berarti marahnya saya itu salah dan gak guna .Cuma buang-buang tenaga aja .


Makanya, CUKUP. Atur dan urus sendiri lah hidup masing-masing. Gak perlu lagi tengok-tengok saya ngapain siapa elu coba? Read more...

Sunday, December 13

All I Wanna Do Is Settle Down

sepertinya saya tidak diperkenankan untuk menyentuh langit.
oh, mungkin saja mereka sudah muak.
tidak, tidak. mungkin mereka sama-sama dalam ketidaktahuan.
atau mungkin saya sendiri yang tidak cukup jelas bagi mereka.

dan mengapa tidak ada tanya?

oh, sebentar. sepertinya ada yang sudah tidak sabar ingin keluar.

---

baiklah ,

untuk saat ini saja anggap saya sebagai seorang gadis yang entah tersesat di hutan mana.
atau mungkin, anggap saja saya seperti tulang rusuk yang terlempar di samudra. yang terombang-ambing ombak di setiap se-per satu detiknya.

semua yang tertapak ,tak satu pun yang tidak meninggalkan sebuah jejak.
sudah. sudah saya coba berputar kembali hanya untuk menghapus bagian-bagian yang seharusnya saya tidak pernah menginjaknya.

"Hey! It's not yesterday, right? Why you don't try to bury in? HELL, O!"


hentikan ini, saya mohon -,-
saya hanya tidak ingin terkait apa-apa lagi. sudah cukup. kembalikan saja apa yang menjadi hak saya. saya tidak perlukan kata-kata anda.. tidak sama sekali. bukankah sudah beberapa kali saya katakan bahwa saya sudah benar-benar muak terhadap segala sikap anda. untuk apa masih repot-repot bertanya tentang saya. anda merasa penting?
oh, saya ingin tertawa rasanya. Read more...

Monday, November 23

Hujan Lagi

Terkadang ,ada beberapa hal dalam keseharianku yang sungguh aku tidak ingin membaginya dengan siapa pun. Bukankah setiap orang memiliki ruang pribadinya masing-masing? Kalau mungkin untuk dibagi, itu pun hanya beberapa pantulan cahaya dari jendelanya saja. Tidak akan sampai pada apa yang sebenarnya terjadi di dalam sana.
Ketika tirai-tirainya ada untuk membuka dan menutup, selama itulah bagianku.
Namun memang ada kenyataan-kenyataan yang seharusnya terucap, dan beberapa yang belum tersampaikan bukanlah hasrat untuk mendustakan, hanya berlindung untuk menutupi segala yang kiranya akan memperkeruh suasana.

Waktu hujan, terkadang aku termenung sendiri. Menatap titik demi titik yang terjatuh kian cepatnya. Deras. Hingga seluruh akal sehatku pun ikut terbawa olehnya. Dan kini aku berada pada celah-celah tetesan air tersebut. Seperti sedang terombang-ambing di atas lautan, kemana pun ia membawa, di situlah aku saat itu.
Aku berpikir, akan segala dalam hidup.

Mengapa ada cerita di masa lalu?

Cintaku. Dan semua kisahku. Juga sosok-sosok yang datang dan pergi. Untuk apa?

Karena saat ini aku telah ada pada kebahagiaan lain.

Namun terkadang hujan turun sambil menghapus segala sedih. Dingin ketika aku menghempaskannya. Akan tetapi, itulah sebuah kedamaian kecilku.

Hujan pun terkadang membawa sebagian air mataku mengalir. Kala aku terlalu lemah untuk menahan, saat itu titik-titik air menetes lega dengan sedikit umbaran tawa kecil ,karena ketika itulah aku berpikir, "Betapa bodoh dan lemahnya.."

Dan tak sekali dua kali hujan menjadi temanku,
aku bercerita apa yang sedang aku rasakan, di jantung yang tersembunyi inilah sebenarnya aku simpan tinta merah membentuk nama ,dan sesosok jiwa.
Mengingat-ngingat alasan-alasan mengapa hidupku kini kian berubah. Layaknya bangun dari mati suri.

Ada ketakutan-ketakutan yang sebenarnya tak beralasan kuat,
namun terus dan terus terpikir dalam otakku.
Entahlah semuanya berkecamuk. Seperti kertas-kertas lotre yang beterbangan.
Di sini, aku tidak bermaksud mengadu.

Karna aku,
Aku tidak sedang menulis tentang alasan air-air bening yang menetes di pipi.
Aku tidak sedang menulis tentang takutnya hati akan kepingan-kepingannya yang terlepas.
Aku tidak sedang menulis tentang sesuatu-sesuatu yang berujung sesal.
Aku tidak sedang menulis tentang mudahnya hati ini merendah dan meninggi.
Aku tidak sedang menulis tentang betapa sungguh hati ini takut untuk kehilangan.
Takut untuk menyadari bahwa yang indah tadi adalah lalu dan hanya tinggal kisah-kisah.
Dan aku tidak sedang menulis tentang mauku untuk bertahan sekuat-kuatnya. Apapun.

Aku tidak memaksa kalian, pembaca, untuk mengerti apa maksud yang tersurat. Hanya ketahuilah bahwa ini gambaran abstrak tentang segala yang ada di balik hati. Ku rasa hujan pun mengerti. Read more...

Keinginan Kecil

Ajarilah aku bagaimana untuk menepikan hati
Bagaimana untuk meninabobokan diri
Ayolah ,
sebelum semua ini memuram

Kutahu Dia memandang
Kini pun harap kian bergejolak
Mataku terus terbuka rindu
Menutuplah

Terbesit dan terpikir kala itu juga,
inginku untuk memberi tanda,
agar mereka tahu bahwa kau adalah milikku
Sungguh tidak lebih daripada itu


*softly Read more...

Monday, November 16

LAGI

Kenapa saya? Hah? Saya kenapa? Oh saya? Terus APA dan KENAPA?

Wadeziiggghhhh!! Aaaaaaaaaaaaa kenapa atulah -_____-

Sampai putih rambut saya pun saya nggak ngerti lah ampun. Saya ketawa ,saya nyengir*, saya bikin lelucon, saya jail, masih bisa kok tadi juga. Saya ngegoda si Lani temen saya sampe dia gregetan sama saya, saya MASIH BISA. Kenapa dong kalo udah dateng ke rumah, atau nggak jauh-jauh ajalah kalo saya lagi istirahat terus duduk sendiri di bangku pasti lah ada partikel-partikel sialan yang masuk ke hati saya, entah itu bikin saya marah-marah, badmood, pengen nangis, atau bahkan ketawa* dan sampai ngerasa high banget. Tapi kenapa harus berulang dan urutannya pun ACAK kaya gitu. GA ENAK tau kalo hari ini saya seneng besoknya saya tiba* jatoh , terus besoknya baikan lagi terus besoknya sedih lagi. Lagi dan lagi ..

Mau seneeeeeeeeeeeeeeeeeeeng ;( Read more...

Wednesday, November 11

Ketemu Bapa Tanpa Nama

Wohoooooo, malem Rabu, 10/11/09 .

Jadi pada awalnya saya berniat konseling ke An-Nahl yaaaa, eeeh sepupu saya tersayang ternyata lapeeeeer HAHAH dan ya udah kita cari makan dulu. Pengennya makan pake nasi .Tapi sepupu saya bilang gak jadi mending beli ayam aja gitu ditambul soalnya gak ada duit .hahaha. isi perut ternyata mahal yah? (hah?)

Dan okaaaay kita cari ke tempat Mang Ayam yang biasa ,'eng ing eeeeeeeng' the result is NIHIL ! NULL ! teu dagang kitu maksudna teh .Huaaaaaa makin goyang tuh ya cacing dia ,saya jadi kasian. Udah aja saya teringat nasi goreng depan JK .wkwkkwk
Udah yaaa ceritanya kesana, e nahaaaa eta si emang nembe dadasar .zzzzzz -_____-

Ditunggu? OKEEEEEY, kita tunggu. Kita keliling-keliling dulu abis itu. Kalo dipikir lagi lucuaja gitu mau makan kok repot .
Nah, udah we gituyah balik lagi ke depan JK, dan YESSSS si emang nya udah dagang ;D

Kita turuuuun dari motor,

della : "Mang dua!"
dena : "Hah dua? Urang geus dahar ah bieu sore."
della : "Eeeeuuuu!"
dena : "Haaaa enya atulah sok ngabaturan."

Duduklah kita di sana. Terus ada bapak-bapak gituyah di sana teh. Dia nanya-nanya gitulah ya ngobrolnya sih ke si della ,sayanya diem aja gitu males HAHA. Ini dialog antara Della dan bapak-bapak itu yah ,saya cuma duduk aja ngedengerin , dan inilah laporan dari mata-mata dan telinga-telinga saya :

B : "Situ tomboy yah?"
D : "Ha?"
B : "Itu motornya sama, untung saya parkirnya gak sebelahan situ."
D : "Oooh. He"

Saya reflek langsung liat mana motornya. Hah hah? Mana ada motor satu lagi?

B : "(Setelah sadar ngeliatin saya nyari-nyari) Itu di seberang."

Saya gak jawab, tapi langsung, "OH", di seberang. haaaaaa

B : "Ngekos, Neng? Jam segini boleh keluar."

Saya pikir jam setengah tujuh masih wajar deeeeh perempuan keluaaaar -____-

D : "Ha enggaaa ,anak rumahan kok biasa cuma lagi mau konsul."
B : "Ooh, anak mama?"
D : "Iya. He."
B : "Kelas berapa emang?"
D : "Baru kelas 1 SMA."
B : "Oh, SMA mana neng?" *eh eh intonasinya ini tegep pisan yaaaa kaya polisi
D : "SMA satu." *nyerengeh
B : "Oooh yang bagus itu yah? Hebat."
D : "Hehe. Insya Allah, Pak."

Bodor saya dengernya hahaha jariga pisan lah eta bagus .

B : "Saya punya anak laki-laki, kelas 3 SMP sekarang, bingung saya mau masukin dia kemana takutnya anaknya gak mau."

Bentar-bentar, ini aneh deh. Sumpah ini aneh HAHAHA tapi emang noprob juga sih ya , si bapa-bapa eta kesel mungkin sambil nungguin nasi gorengnya juga ,jadi aja curhat kayak gitu.

D : "Ooh, ke SMA 1 aja, Pak."
B : "Looooh entar dikeceng situ lagi!"

HA? WHAT THE AHH!

D : "Weh, engga lah. hehe"
B : "Kalo di SMA 1 itu gimana aturannya? terus cara belajarnya gimana?"
D : "Ya gitu aja sih engga terlalu ketat juga sebenernya, tapi ya tergantung kitanya, kalo kitanya aktif terus udah biasa pasti gak akan ngerasa capek."

Saya ke Della : "Heh waduk pisan maneh!"

B : "Iya sih ya, tapi saya khawatir nya itu loh takut gak cocok gitu sama anak saya."
D : "Oh, hehe."
B : "Kalo udah besar nanti ,udah cari kerja sendiri, bakal kerasa deh gimana susahnya orang tua nyekolahin kita."
D : "He.Iyah."
B : "Iya coba, emang susah nyari uang tuh. Saya aja ini belom pulang ke rumah. Tiap hari kan harus banting tulang nyari nafkah buat anak istri."
D : "He. Iyah."
B : "Ntar lah pokoknya situ bakal ngerasain."
D : "He."

Ha, Hi, Hu, He, zzzzz -____-

B : "Mas, telornya ceplok yah biasa!" katanya ke si mas nasigoreng.

Udah gitu ,

B : "Ini yang satu lagi kayaknya gasuka makan pisang yah?" *Yang satu lagi itu SAYA
D : "Hah?
B : "Iya kayaknya. Daritadi diem terus. Pendiem yah emang?"
D : "He."

Weheeeey ,ngeJOKING pisan lah eta si bapa. Apa hubungannya emang orang diem sama makan pisang? Ih ,HALOOOO? Yang tau, kasih tau saya yah ! Boleh kok entar lewat pintu belakang aja okey ,sekarang saya masih di atas panggung cerita. (Ih apa atuh?)

Udaaaah aja nasigoreng si bapabapa itu tamat yah ,dan sama si mas-masnya itu kerupuknya dikasih dua.

B : "Ntah kenapa ya kalo saya makan di sini pasti si mas nya ngasih kerupuk dua. Kenapa sih, Mas?" nanya gituya ceritanya ke si mas-masnya yang lagi kokotrek katel. Masaaaak atulah !
Mas : "Yaaa itu mah selera ajaaa."

Wohoooo inianehanehaneeeeeeeeeeeeh hahaha ada yah bapabapa aneh kaya gitu ckck salut lah aku ketemu orang unik like him HAHAHA

B : "Eh, neng ,duluan yah."
Kita : "Oh yayaya mangga."

-------


Saya dan Della lagi makan yah ceritanya, masih di depan bapa itu. Gak lama, bapa itu buka jaketnya, dan ternyata, oooooooooooooow dia kerja di kemiliteran, pemirsa! Pin jabatannya ituloh nempel-nempel di bahunya. Udah kita duga ,intonasi-intonasi bicara kayak gitu tuh emang cuma orang-orang 'kaya gitu' biasanya .hahaha

But truly, kita kagok sebenernya, hadep-hadepan sama bapa itu. Jadi makannya juga asa gimanaaaa.
Tapi ya gak apa-apa gitulah demi perut yang menganga. haaaaa

1 menit, 2 menit, 3 menit, 4 menit, 5 menit, 6 menit, sampai 11 menit kemudian..

Wohooow sepertinya saya melihat sosok adimas. Hah iya gitu ya? Saya liat ke motornya, 'Wah heeuh, asa pernah numpak."
Tapi saya gak bisa mastiin juga karena emang belom pernah ketemu jelas sebelumnya. Dan yaaa biasa aja lah saya terusin lagi makannya.

Eeeeeh beberapa detik setelah itu ternyataaa...

'Haaaaaaaaaaaaaa ada si pendeeeeeeeeeeek. Owowowoowowwoooooooooow kenapa? Kok? Kok bisaaaa? HAH SIAPA YANG BAWA PUPPY ITU KE SINI? (Deeeeen, Deeeeeen, no lebay)'

Oh okey,

Hah kok ada pacar saya? haaaa aduh Ya Alloooooh .Saya seneng cuma mixing sama kaget tapinya. Dan 'waaakwaaaaaaaw' ini perut serasa nolaaaaaaak buat makan lagi. Aaaaaaaaaaaaaaaaa!

Saya gak bisa paparin ya gimana saya ngobrol sama dia, takutnya gak ngerti karena emang cuma kita aja yang bisa ngerti. hahahahhappeuuuh!

Yang jelas felt surprised gituyah, sama seneeeeeeeeeng ;)

Dan si bapa tadi pun berlalu , dia pamit duluan HAHAHA bapa tanpa namaaaaa ,ada-adaaa aja.

Oh iya kan yah saya bisik-bisik sama sepupu saya itu. Katanya emang dia juga pengen cepet-cepet ke An-nahl ajaaaa. Hahaha. Bukan karena gasuka ya, tapi emang dari awal kita makan itu ngerasa gak nikmat aja depan bapa tadi, di tambah feeling kaget tadi. Hahahaha. Lengkap!

Akhirnya saya menawarkan nasgornya dibungkus aja, dan okey saya lekas ke An-nahl takutnya kemaleman.

Lalu , pamitan lah gituya saya sama dia teh .hahaha. yodaaaaah wen dadaaaaaaaaaah ;D

----

Di An-nahl saya dateeeeng, masuk. Ada Uciiii. Saya tawarin nasigoreng tadi, ada dua bungkus sih ya, tapi gak apa apa asal ada yang makan. Nasigoreng itu di makan Wina sama Uci. Heran, awalnya ya, mereka bilang, "Ah moal geus dahar di imah."
Eh nahaaaa pas gitu teh, "Eh cik dieu ketang nyobaan!"
Ai sugan yaaa nyobain teh kan biasanya dikit ya, eh ini mah ABIS taugasih HAHAHAHA gening kieu nya nu tos emam di bumi teh . hahahhak


Dan nasib nasigoreng satu lagi entah gimana , saya taro di bangku deket warung. Saya tinggalin, teuing tah raib we meureun, lah silahkan aja lagian. Haha

Udah aja saya ke Pa Acep guru matematika saya, hebat deh dia ya amazing pisan kalo udah ngerjain soal, pas saya tanya soal ini-ini, sama dia dikerjain, terus hasilnya gak diduga-duga lagi, saya kalo udah liat si bapa ngejawab soal matematika gituya pasti cuma bisa bilang, "Waaaah, bapa heeebaaat." dengan mata terkagum-kagum. wahah!

Dan cukuplah sampai di sini ya. Mau cerita apalagi atuh? Langsung pulang sayanya juga. hahaha. udah pulang mah gak jauh lagi pasti tiduuuur ;)

*Goodnight, there :x

--wohooooow tanggal 11 nya mau leeewaaaaat -___-
semoga bisa bertemu kembali, dan masih dalam keadaan seperti ini. Amin Ya Allah ;) Read more...

Sunday, November 8

Hanya Sedikit

aaaaaaaa tidaaaaaaaaaaaaaaaak saya ingin muntah .muntah kata kalo "saya sayang addhiiiiiiiiiiiiiiii" hahahaha

yaaloooooh ;x Read more...

Thursday, October 29

TERGANGGU

Sudah aku katakan , "Jangan lagi kau tapakkan kedua kakimu di atas batu karang itu!"
Seandainya terjatuh. Aku akan berdiam. Aku akan tetap di sini melihatmu meringis sakit. Bersuara sendiri. Menatap harap. Meskipun suaramu telah menggema ke ujung lautan. Tak akan sekali pun aku mendengarkan. Tak akan sekali pun aku membalikkan ragaku untuk menoreh kembali.

Karena suaramu sama. Karena perkataanmu sama. Karena desahanmu sama. Karena rayumu sama. Karena tangismu sama. Karena janjimu sama. Karena salahmu sama . Dan karena,
AKU MENGINGINKAN SEMUA ITU TETAP SEPERTI DEBU-DEBU YANG TAK PERNAH ADA ARTINYA.

Setan itu merasuk ketika aku lemah untuk melawan. Sekarang, pergilah.
Bawalah semua, BAWA!
Jangan sampai aku melihat sisa-sisamu di tempatku ini.

Hidupku. Itu AKU.
Dan mengapa masih selalu kau pertanyakan?
Perlukah aku membawamu ke tempat di mana terdapat CERMIN BESAR di dalamnya?

Dan apa yang kau lihat itu adalah kenyataan yang nyata adanya. Ini sudah bukan daerahmu. Bukan hak mu.

Biarkan aku berlari ,biarkan aku berlari.
Tak perlu kau tebarkan kerikil-kerikil hitam pada lintasanku. Untuk apa?

Aku berjalan menuju kebahagiaanku sendiri. Dan bukan berbelok dengan tujuanmu.
Karena arahmu itu gelap cahayanya. Aku tidak ingin tersesat lagi.

CUKUPKAH INI? Read more...

Monday, October 19

Title?

Kisah kali ini ,adalah aku.

Ya, mungkin kali ini terasa ringan, tidak sekasar dan seberat sebelumnya.

Aku hidup. Tidak bisa kupungkiri bahwa memang awan di biru sedang kujadikan alas untukku berbaring.
Mereka menopang aku. Bahkan ketika malam bintang-bintangnya menghampiri, mereka bercerita, tentang dunia yang sedang mereka hias dengan kelap-kelipnya, tentang manusia-manusia yang selalu tersenyum ketika mereka melihat indahnya mainan Tuhan yang bersegi lima tersebut, sekalipun tentang manusia-manusia yang berlinang air mata yang menganggap bahwa bintang-bintang ini memiliki memoar tersendiri bagi mereka bersama kekasih-kekasihnya. Aku cukup terhibur.

“Lalu bagaimana dengan kau?” tanya salah satu dari mereka, yang paling terang.

“Aku? Tidakkah setiap hari engkau melihat aku? Mengintipku mungkin? “

“Kemarin, kurasa kau terlalu sibuk dengan dirimu sendiri.”


Aku tertawa, “Ya, kau benar. Sudah terlalu lama aku hanya menoreh orang-orang disekitarku, bahkan aku ,suara hatiku sendiri aku tak mendengarkannya.”

“Kau telah keliru.”

“Memang. Tapi bukankah kita harus mengecap kesalahan terlebih dahulu sebelum mendapatkan kebenaran?”


“Ya, itu benar!”, sahut bintang itu tersenyum. Cahayanya makin berkilauan. Sedikit menyilaukan aku.

“Mana bulan?”

“Dia berjaga. Di timur sana. Bersama teman-temanku juga.”

“Kau, tidakkah kau lelah selama ini engkau hanya menjadi bahan penerang manusia, bahkan engkau bisa menghibur mereka. Kau tahu, teman-temanku sangat gembira jika kau tampak bersama teman-temanmu di malam-malam seperti sekarang ini. Bahkan aku pun .”

“Aku hanya menjalankan apa yang Dia perintah. Aku hanya hidup dalam garis takdir. Sama sepertimu.”

“Benar. Tapi hidupmu lebih mudah. Tidak perlu kau memikirkan urusan dunia yang membuat kepala rasanya ingin pecah. Kau juga tidak perlu merasakan bagaimana dilemma nya ketika hidup antara hasutan iblis dan ajakan mulia malaikat. “


“Tapi kau manusia. Manusia adalah raja bagi dirinya sendiri. Kau dan mereka adalah tangan-tangan Tuhan. Tinggal kemana engkau bisa membawa tangan tersebut untuk membawa kebenaran dan keselamatan di dunia ini.”

“Tidak. Aku belum terlalu paham apa artinya semua ini.”

“Suatu saat nanti..”


“Ya, suatu saat nanti.”, aku terdiam sesaat, “Kau, apa Tuhan pernah memberitahumu tentang cinta? Perasaan?”

Bintangnya tertawa. “Hei, aku tidak punya naluri sepertimu.”

“Ya, aku tahu.”
Aku menggerutu.

“Memangnya mengapa? Ceritakanlah di sini. Padaku. Aku pun ingin tahu. Lalu siapa laki-laki kemarin?”

“Bagaimana kau tahu?”

“Tentu saja, aku melihatmu.”

“Well, akan aku ceritakan. Laki-laki itu. Aku pikir dia sama sepertimu. Dia bintang. Bintangku. Bintang yang terlupakan. Bintang yang tersembunyi. Bahkan aku pun tidak menyadari bahwa cahayanya telah menerangi malam-malamku yang penuh gelap. Seperti kemarin. Ketika aku kehilangan arah untuk melangkah kembali. Aku tidak menyadari akan hadirnya. Karena sebelumnya kupikir dia sama. Tidak ada hasrat lebih terhadapku.”


“Lalu?”

“Sampai pada satu waktu aku memikirkannya. Entahlah. Karena pada saat itu aku pikir aku masih terlalu haram untuk berharap lebih. Aku tahu bahwa sebelum tiba di sini dia pernah berkelana di dunia-dunia lain. Karena sebelumnya pun kami pernah dipertemukan. Namun aku dengan dia kala itu sedang mempunyai tujuan yang masing-masing berbeda. Hingga di bagian itu, kami sama-sama terlupakan.”

“Tapi dia kembali?”

“Ya, dia kembali. Entah angin mana yang memanggilnya. Dia kembali bersama urusan-urusannya yang sudah selesai. Sedangkan aku, aku belum. Saat itu aku terjatuh, aku terpaku untuk berdiri. Aku menangis sejadi-jadinya. Aku marah sebisaku. Aku terhenti di depan jurang curam. Aku kehilangan arahku. Aku kehilangan telinga untuk mendengar mereka berbicara karena kurasa aku tidak perlu. Mereka semua hanya berkata dusta. Dan aku tidak ingin selalu menjadi tokoh yang tolol juga polos dalam setiap kisah-perjalananku.”

“Laki-laki itu?”

“Itu lain. Dia sebagai tokoh palsu. Dan aku sudah mengakhiri sandiwara bodoh itu."


“Lalu bintangmu?”

“Bintangku juga lain. Kali ini dia selalu ada. Dia selalu siap mengulurkan tangannya ketika aku hendak terperosok. Dia menyeka bila air mataku hendak terjatuh. Dia memberiku banyak alasan untuk aku berjalan kembali. Dia adalah salah satu alasanku untuk tidak menoreh ke belakang. Lagi. Bahkan ketika itu aku mulai bertanya pada diriku sendiri, apalah arti dari hari-hari yang telah dia beri. Bila saja dia tahu bahwa semenjak itu aku tidak merasakan kekosongan lagi.”

“Sepertinya berbuah manis.”

“Ya, memang. Dia bukanlah seperti supir ambulans yang dengan cepat datang bila ada manusia yang terluka. Dia bukan juga seperti seorang pemadam kebakaran yang siaga meredakan api yang sedang membara. Tapi dia akan datang kapan saja. Dengan atau tanpa disadari. Dengan atau tanpa diminta.”

“Aku semakin penasaran.. Lalu?”

“Lalu dia singgah. Singgah dalam hati yang sudah rata hancurnya. Dia membenahinya. Dia membuatkan aku hati dengan bentuk yang baru, yang dia bangun dengan fondasi-fondasinya. Kurasa ini lebih kuat. Sampai pada suatu hari dia membawaku pergi ke suatu tempat.”

“Ke mana? Kurasa aku pernah melihatnya.”

“Ke tempat di mana aku merasa bahwa aku adalah manusia yang paling beruntung. Walau pada awalnya aku tidak mengenal tempat tersebut sama sekali. Tempat di mana hati masing-masing mulai ditelanjangi. Tempat di mana aku tersadar akan realita yang ada. Tempat di mana aku tahu bahwa PERASAAN adalah jawaban atas segala pertanyaan-pertanyaanku selama ini. Tempat yang beratapkan malam gelap, hingga kami perlukan sebuah penerangan kecil untuk melihat. Tempat di mana aku tidak pernah membayangkannya sama sekali. Tempat di mana aku tidak yakin saat pertama kali aku menginjakkan kedua kakiku di atasnya. Tempat di mana ia pertama kali menggenggam tanganku. Dingin. Tempat di mana aku dan dia terasa seperti dua bocah yang terlanjur semangat untuk menemukan sebuah harta karun. Tempat di mana aku mendapati serangkaian garis biru sederhana yang sengaja ia buat. Dan itulah harta untukku.”


“Garis-garis apa yang ia buatkan?”

Sederhana. Klasik. Namun sangat berarti buatku. Dan akan selalu aku ingat. Kau, tahukah bahwa pada saat itu masih ada dinding-dinding lain yang belum mampu meredam suara kami berdua?”

“Benarkah? Mengapa?”

“Lain lagi. Ini tentang bagaimana aku mengambil sebuah keputusan. Berat sekali ketika aku masih harus berpikir langkah apa yang akan aku ambil. Ini adalah buah dari urusan kami masing-masing. Aku merasa tak adil jika aku hanya memetik yang manisnya saja. Sementara lainnya aku tinggalkan masam sendiri.”

“Tapi bukankah kita harus ambil yang terbaik untuk diri kita sendiri?”

“Justru itulah aku masih belum tahu apa yang terbaik untukku. Tapi aku tidak bisa hanya hidup dengan diri sendiri , dalam catatan hidupku pasti akan selalu ada orang lain. Tapi pada akhirnya semua terasa ringan. Aku senang.”

“Seperti itu?”

“Ya, aku telah menentukan langkahku sendiri. Aku tahu di dalam ceritaku tidak mungkin akan selalu diwarnai tawa, senang-senang, ada kalanya nanti aku akan bersedih kembali. Dan entah kapan. Tapi aku harus selalu siap untuk hal-hal seperti itu. Oleh siapa dan karena apa biarlah itu menjadi misteri hidup.”

“Kalau begitu kau sudah cukup mengerti. Lalu selanjutnya bagaimana?”

“Selanjutnya, aku hanya ingin hidup sebagaimana mestinya. Sederhana saja. Selama dia ada. Karena kini dia-lah alasanku. Kau, aku minta terangi setiap langkahnya jangan sampai ia salah melangkah.”

Aku akan selalu ada. Di sini. Aku tidak pernah tertidur. Sekalipun kau tidak mendapati aku dalam malammu, percayalah aku masih ada.

“Terima kasih...”


***

Meski hanya sekedar bunga tidur, aku percaya bahwa hal-hal seperti ini yang bisa membuat aku merasa lebih kuat. Betapa bahagianya ketika aku mengingat-mengingat kembali bagian-bagian manis yang pernah terjadi. Sama sekali aku tidak akan menyesali segala hal yang pernah menjadi indah dan berarti dalam hidupku. Bila masih tetap teringat, biarlah itu menjadi cerita untuk hidupku nanti. Aku bersyukur Tuhan mengizinkan aku mengecap bagian hidup yang ini, di mana aku dan dia bisa saling memiliki.

*how can I not love you ~ Read more...

Monday, October 12

22.50

Sekarang saya udah dapet seorang penyembuh. Saya juga enggak nyangka kok orangnya masih muter-muter di deket saya juga ternyata. Lucu, iya. Saya juga kadang ketawa sendiri ,apalagi sampai nangis bahagia kayak sekarang (aa aaaa mulaaai deh denaaaa lebaaay -___-)
Ya iya emang. Senengnya saya bisa kembali dapetin apa yang saya harepin. Saya tau, setiap langkah yang saya ambil pasti ada batu kasarnya. Tapi saya pikir itu masalah ke berapa puluh dan nggak ada salah kalau saya nyoba "UP" lagi.

Saya nggak akan lagi nengok-nengok ke belakang lah ya. Udah terlalu capek kepala saya muter-muter terus kalau ujung-ujungnya cuma bikin frustasi. Sekarang saya udah punya harapan baru. Bodohnya saya itu adalah ketika saya nggak bisa nunjukin apa yang saya rasain sebenarnya. Dan itu cukup untuk membuat orang-orang di sekitar saya mengambil kesimpulan bahwa hidup seorang saya adalah hidup yang datar-datar saja, menyenangkan, monoton. Padahal sama sekali jauh daripada itu andai mereka bisa lebih dekat.

*Depapepe - This Way B.O.R Version

Ya Tuhaaaaan ,ini sungguh saya benar-benar bersyukur. Benar. Indah pada waktunya.
Well, saya mungkin terlalu berlebihan tapi mungkin ini semua semata-mata karena saya memang jujur adanya ,karena saya memang telah mendapatkan sebuah PENGGANTIAN dari Tuhan akan hidup saya beberapa tahun ke belakang ini.
Saya pun nggak begitu mengerti kenapa saya bisa sampai sejauh ini. Saya juga nggak munafik bahwa memang beberapa waktu ke belakang ini saya senang adanya dia.


Yang bikin malam saya terasa lebih baik. Yang udah nyimpen kotak senyuman di hati saya dan itu bisa saya buka kapan aja saya mau.

"Dan saat inilah yang saya miliki, bukan kemarin.."

Lalu ada satu hal, dari pertama saya bicara sama dia saya sama sekali belum pernah natap matanya lama-lama. Saya pun nggak ngerti alesannya kenapa. Tapi kalo dipikir-pikir kaya orang aneh juga saya ngobrol sambil nunduk gitu terus matanya itu malah ngeliat kemana-mana. (KETAWA)

Aduh tapi maaf yaa ntuuuut :D

At least, saya seneng seneng seneng banget yaaaa ih tidur teh enaaak we HAHAHAHAHA naoooon ah zzzz Read more...

Saturday, October 10

Di Satu Ruang, Aku Mendengar

Ini tentang aku jatuh. Aku hilang kendali.
Barangkali duniaku kali ini sedang sedikit terjepit.
Ku teruskan melangkah dan melangkah hingga jauh.
Seperti ada tolakan yang dibuat ketika aku hendak menoreh ke belakang. Di mana banyak jalan-jalan rubuh di akhirnya. Dan sempat membuatku tergelincir ke dalam lubang sendu.

Aku muak bersama hari-hari yang tak bermatahari. Sampai aku ragu apakah ini siang terang ataukah malam yang pekat. Kadang aku menangis sambil tersadar. Sadar bahwa air mata ini terjatuh hanya untuk beberapa sandiwara yang berulang.

BANGUN !

Aaah tapi ini sudah terlalu nikmat untuk dikecap. Bahkan merpati pun pernah terbang sambil tersenyum. Aku menginginkan air yang mengguyur habis otakku, hatiku pun andai bisa. Ke mana aku akan menepi jika aku pun galau sendiri.

Aku pernah melihat bintang yang berkedip. Cantik.
Obatku ketika aku ingin merasa teduh. Mereka yang menjadi hiasan musiman-ku. Walau sempat aku iri ,mengapa mereka ditempatkan Tuhan jauh di atas langit sana, kecil, namun memancarkan banyak harapan, seperti harapan manusia-manusia yang menggantung di genting bumi. Sedangkan aku hanya ditempatkan di dunia yang melingkar, membuatnya terasa seolah aku tak punya ujung ,sudah limabelas tahun ini aku berlari mengitari pulau-pulau tepian. Dan hasilnya hampir selalu nihil.

Di satu waktu aku termenung, aku menyadari. "Inikah rencana-Mu, Tuhan?" . Aku dalam bisik.

Di satu ruang, aku mendengar ,
"Yang terbaik bukan selalu yang terindah.."


~bersama hujan yang masih merintik Read more...

Tuesday, September 22

Flashback Ramadhan -- Idul Fitri

"Allahuakbar allahuakbar allahuakbar ,laailahaillallahuwallahuakbar, allahuakbar wa lillahilham ..."


Yeeees itu suara TAKBIR namanya, teman-teman .AHAHAHH
29 hari euuuwww saya 'berperang' melawan hawa nafsu, yaaa walaupun sempat 7 hari saya dispen yaaa (ini juga dari ALLAH kok) .dan kalau boleh saya rada religius nih, betapa saya mengerti makna puasa itu adalah mencoba MENIRU daripada sifat-sifat Allah SWT .coba aja kita inget-inget lagi ,kenapa kita ga dibolehin makan sama minum pas lagi puasa? errmm... sebenarnya,

*Siapa sih yang gak butuh makan?* jawabannya : ALLAH SWT
terus yang butuh makannya siapa? jawabannya : ya KITA lah MANUSIA

*Siapa sih yang gak butuh minum?* jawabannya : ALLAH SWT
terus yang butuh minumnya siapa? jawabannya : ya KITA juga MANUSIA

Itu beberapa question yang mewakili soal makan dan minum aja yaaa. karena emang Allah SWT itu punya sifat BERDIRI SENDIRI tanpa bantuan yang lain .dan kembali aja ke kodrat manusia diciptain sama Tuhan sebagai khalifah di muka bumi, yang maksudnya manusia adalah wakil-wakil Allah SWT .jadinya lewat sebulan ramadhan Allah ngelatih manusia-manusianya buat sedikit meniru sifat-sifat Allah SWT dan Allah juga udah ngasih kesempatan selama ramadhan itu kepada manusia dengan sengaja MENGUNCI setan-setan di neraka dan tidak diperkenankan untuk mengganggu ibadah para manusia.

Lantas, mengapa masih saja ada manusia yang berbuat dosa selagi mereka puasa? dan padahal ini bulan Ramadhan, di mana setan-setan itu DIKUNCI !

--- coba aja kita pikir yah, ramadhan itu kan cuma SEBULAN. sementara dalam setaun itu ada 12 bulan. Nah, yang 11 bulan itu kan setan dilepas tuuuh BEBAS aja mau ngegoda manusia kapan pun di mana pun dan aaaapa pun !
kita bandingin, kebiasaan yang 11 bulan dan yang cuma 1 bulan itu lebih kuat mana?
Yang pastinya ya lebih KUAT yang 11 bulan, di mana ketika dalam keseharian kita selama 11 bulan itu adalah berbuat dosa, mau kecil ataupun besar, nah jadinyaaa waktu kita ngejalanin puasa di bulan ramadhan yang cuma sebulan tanpa kita sadari kita MASIH selalu bawa-bawa kebiasaan-kebiasaan BURUK kita yaitu MENGABAIKAN PERINTAH ALLAH yang selama 11 bulan lamanya, naaah justru inilah GODAANNYA, tapi kan Allah udah nurunin malam rahasia tuh ,malam Lailatul Qadar, dan di sana kita bisa berlomba-lomba buat dapetin malam seribu bulan ,terus kalau kita minta ampun yang SUNGGUH-SUNGGUH ke Allah waktu bulan puasa juga Insya Allah yang dosa kita selama sebelas bulan itu bisa diampunin :)

aaaaaaaaaaaaaaa kangeeeeeen puasaaa lagi deh jadinyaaaa :\


But, it's okay .ramadhan it's over, guys ..semoga kita semua khususnya saya sendiri bisa dikasih umur panjang buat ketemu lagi sama ramadhan taun depan. Amiiiin ya Allaaaaah :)


zzzz ...(kembali ke saya yang real yaaa!)

Hari pertama lebaran itu euuuwww kesannya cuma satu : KEKENYANGAN !

Masa saya pagi-pagi udah makan gule, udah gitu siang-siangnya makan baso yang DAMN SPICY pisan lah sambelna gelo edaaaan AHAHAHA fake colour gitu itu ma ihh ! diliat warna saosnya tuh emang PEANG banget , ah saya pikir ini cemen nih pedesnyaaaa, eh saya banyakin kan tuh dan walhasil , WEEEEEK udah maaaah baso sama kuah itu PANAS banget ditambah PEDAS DAS DAAAAAAAAS errrrhhh sumpah lah gaenak di lidah -_____-
tapi anehnya saya abisin aja da lebar wkakkakakaka

Udah gitu mampir ke warung di sebelah tukang basonya, oh iya lupa, saya ngebaso di MANG ALI di Ciamis. PINUUUUUUUUUH eta mah ey marema lebaran lah biasa AHHAHHA tapi itu MANG ALI memoriam banget katanya mama si papah dulu suka ngajakin kesana waktu jaman-jaman pacaran wkwkkwk (dulu saosnya se-peang appeuuuuh!)
Back ke warung , hemm ya itu warung MINI gitu padahal. Terus di warung itu jualan Ice Cream, ya biasa lah yaa ada tempatnya tea, pas saya buka , buseeeet BEJIBUN pisaaan es nyaaaa hahaha saya heran ini warung kecil-kecil jualannya EDAN wkakakkaka
Ice Cream WALL's komplit banget lah disana (promo deeeh den), ya saya cari ice cream wall's yang d'rainbow favorit saya, eh kata si ibu-ibunya bilang,

"Oh di handap eta mah neng!"

GODDAMN hahaha parah pisan lah eta es menggunung gitu saya harus ngorek-ngorek sampai bawaaah coba. euuuw tangan udah baal pisan lah pegang-pegang es yang lain. saya cari-cari gak ada waeeee. Pas sama si ibu warungnya dicari, ebuseeet sekali korek langsung ada wahahahhaah SAKTI pisan si ibu :DD
(heeuh da kuncen na auahuahahhauahhaha)

Naaah udah we pulaaang ke Tasik ,nyampe rumah, tidur ajah hahaha emang paling nikmat itu tidur sore kalo pas hari lebaran ,puleees banget bangun-bangun manghrib ,yang tangan gatel-gatel tea euuuww kamarnya belom disebrot baygon hahahha nyamuk-nyamuk keknya mau salaman minal aidzin sama saya , tapi caramu salah, Muk ! Ahahahhak

-end for now :) Read more...

Thursday, September 17

FORGIVE

entahlah ini semua belum sirna sebenarnya .
ataukah aku yang terlalu menutup diri ataukah aku yang merasa selalu benar .
namun perlahan-lahan udara berbisik ,hati terketuk ,dan otak mencerna .
bahwa ,
pun ini merupakan kekeliruanku sendiri .
dan ,
tak ada salah jika aku mulai berkata ,

maafkan aku, karena aku dengan egois bergantung padamu, membiarkanmu menjadi sumber kekuatanku, tetapi aku sendiri tidak pernah menjadi hal yang sama untukmu ,bahkan ketika kau datang dengan senyum yang sementara aku hanya membalas separuh daripada itu.

maafkan aku, karena aku membiarkanmu berpura-pura kuat ,tanpa menyadari bahwa kau juga ingin melarikan diri .ingat tidak ketika itu kau hendak bermimpi namun dengan rewelnya aku memintamu bersenandung dan itu terjadi berulang kali .

maafkan aku, karena aku hanya memikirkan kesedihanku sendiri, karena aku terlambat menyadari bahwa sebenarnya kau pun adalah bagian penting untukku .dan ketika sekarang kau mulai lengah ,melangkah dan terus melangkah jauh ,dan aku tersadar bahwa bukan hak-ku untuk memintamu datang kembali .kau dan aku sudah berjalan sendiri-sendiri bahkan sudah sejak awal.



betapa ini aku tulis dengan setitik rindu ,pun aku kirimkan salam hangatku untuk malam-malam itu. Read more...

BEHEL

I'm baaaaaaaaaaack :D
udah setaun saya abaikan ini blog HAHAHA maaf-maaf.
woh iyaaa saya cuma mau bilang kalau saya sekarang lagi ngebet pengen pake BEHEL doooooong .howhow? kebayaaang gak saya pake BEHEL bakalan kaya apa hahaha udah mah pipi gede yow kalo senyum entaaaar wah makin MAHAL dan BESAR muka saya awakkakkakaw

tapi gak tau kenapa si papah teh gak setuju pisan saya pake BEHEL da. kan gini yah awal-awal saya bilang mama tadinya,


Saya : "Mah, teteh hoyong ngangge behel."
Mama : "Ka si papah we atuh."

teruuus teh besoknya pas lagi makan gitu yah mama bilang ,

Mama : "Pah, tah si teteh hayang pake behel cenah."
Papa : "Woh kunaon? Maenya 'produk' papa teu rapih."
(aaaaaaaa PRODUK katanyaaa HAHAHHA)
Saya : "Da enyaaa ih handapna yeuyeuuyeuuuuh." (sambil ditunjuk-tunjuk gitu ke giginya sama saya)
Papa : "Ah geuleuh lah entong."
Saya : "Nahaaa ih!"
Papa : "Da sok geuleuh papa mah mun nempo awewe make behel teh. komo mun nyengir ih sieun."
Saya : "zzzz -_____- #^%\@?"
Papa : "Mun pake behel engke euweuh nu barogoheun geura."
Saya : Haaaaaaah wtf zzzz :| (apa nyambungnyaaaa cobaaaaa aaah BODOR)
"Nya sok atuh laptop we lah laptop mana?"
Papa : "Oh nya nya sabaraan emangna?"
Saya : AAAARGGGHHHH maleeeeeees deh mending saya akhiri .wowowoowowoooooo alasan yang aneh -____-


tuh kan ih BODOOOOOR pisan saya gak boleh pake BEHEL cuma gara-gara bisi BUTUT yeeeeeeeh aneeeeeeeh !
padahal udah ngebayang-bayangin saya teh kalo lagi ngaca, woooh andai di gigi saya terselip "sesuatu" HAHAHAHHAH Read more...

02.30 a.m

Benar. Bahwa serpihan-serpihan luka itu masih belum tersapu bersih

Bahkan ketika raganya kembali

Ataupun ketika hatinya mencoba berputar ke belakang

Dan aku menolak

Benar. Bahwa aku harus melangkah

Bahkan ketika dunia tidak mau mendorongku

Ataupun ketika rayuan palsu itu memaksaku dari belakang sana

Dan aku tetap akan menolak

“Sudah saja, kau lupakan salahku yang lalu.”

Demi Tuhan ini semua tidak seperti apa yang lidahmu ucapkan

Apakah kau tahu bahwa di setiap detik cacat-cacat ini semakin membuatku lumpuh ketika ingatan-ingatan laluku mulai berkecambuk satu

Betapa tololnya ketika aku mengumbar tawa, atau ketika aku tebarkan senyum pada mereka

Adakah yang menyadari bahwa tujuh puluh limanya dari itu adalah PALSU

dan mengapa hingga saat ini kau buat semua cerita menjadi terasa begitu sedih?

Sementara di kediaman engkau hanya asyik duduk

Lalu kau biarkan tanganmu yang berusaha merangkai berbagai alasan yang kian hari kian melemah

Untuk kali ini air mata adalah teman

Dan jika boleh aku mengakui, sejujurnya aku lelah untuk hari-hari serupa ini

Read more...