Sunday, December 13

All I Wanna Do Is Settle Down

sepertinya saya tidak diperkenankan untuk menyentuh langit.
oh, mungkin saja mereka sudah muak.
tidak, tidak. mungkin mereka sama-sama dalam ketidaktahuan.
atau mungkin saya sendiri yang tidak cukup jelas bagi mereka.

dan mengapa tidak ada tanya?

oh, sebentar. sepertinya ada yang sudah tidak sabar ingin keluar.

---

baiklah ,

untuk saat ini saja anggap saya sebagai seorang gadis yang entah tersesat di hutan mana.
atau mungkin, anggap saja saya seperti tulang rusuk yang terlempar di samudra. yang terombang-ambing ombak di setiap se-per satu detiknya.

semua yang tertapak ,tak satu pun yang tidak meninggalkan sebuah jejak.
sudah. sudah saya coba berputar kembali hanya untuk menghapus bagian-bagian yang seharusnya saya tidak pernah menginjaknya.

"Hey! It's not yesterday, right? Why you don't try to bury in? HELL, O!"


hentikan ini, saya mohon -,-
saya hanya tidak ingin terkait apa-apa lagi. sudah cukup. kembalikan saja apa yang menjadi hak saya. saya tidak perlukan kata-kata anda.. tidak sama sekali. bukankah sudah beberapa kali saya katakan bahwa saya sudah benar-benar muak terhadap segala sikap anda. untuk apa masih repot-repot bertanya tentang saya. anda merasa penting?
oh, saya ingin tertawa rasanya.

No comments: