Tuesday, August 31

I Got Some From A Song

Now I know we said things. Maybe our relationship. Isn't as crazy as it seems.
Maybe that's what happens. When a tornado meets a volcano.
All I know is,
I love you too much. Don't you hear sincerity
in my voice when I talk? Told you this is my fault. Look me in the eyeball..
There will be no next time. I apologize. But your temper's just as bad
as mine is. I know you ever love somebody so much. But that was yesterday. Yesterday is over. It's a different day.


All I wanna know is..

"AM I STILL YOUR DIAMOND?"
Read more...

"Dan.."

Yang tertulis ini adalah maafku. Atas penahananku terhadapmu selama kau di sisi. Aku akan mengangguk ,jika seruanmu mengatakan aku untuk diam.
Aku tahu mereka adalah metamorfosa darimu. Aku hanya ingin beritahu bahwa aku tengah dipeluk gelap ,begitupun dengan suara hujan diiringi langit serak yang menjadi latarku. Kuciptakan sungai kecil yang mengalir deras di bawahnya, kuciptakan dari buliran-buliran air mataku. Andai engkau tahu.

Sadar bahwa hujan tak pernah mendengar. Sadar bahwa langit mustahil bertelinga. Maka ,di sinilah aku dan suaraku melebur. Tak ada yang mendengar aku mengerang sejadinya binatang yang terlempar tombak oleh sang pemburu. Tak ada yang mendengar aku terisak habis seperti ada yang mencengkram keras bulatnya hatiku. Sakit.Sakit ini ada di ulu jantung batin. Percuma hati borkomat-kamit dengan mencaci realita yang hina ini.

Hidup telah membawaku berkelana jauh daripada tujuh tahun yang lalu. Entah akan berbeda atau tidak jika saat ini aku melangkah hingga seratus yard lagi. Pikiran dan segalaku kian hari kian menua. Dan kekhilafanku sebagai insan memang teramat jauh dari kesucian. Hanya saja kuinginkan satu hal, lihat aku.

Di mana sisi benarku bagimu? Di mana letaknya setiap kata yang kau dengar, setiap sikap yang kau lihat, yang kau bilang itu salah?
Demi Tuhan jika aku hidup pun adalah suatu kesalahan terbesar. Aku rela kau singkirkan. Bahkan untuk menyayat hatiku pun tak aku ragukan lagi. Kau lulus.
Kini teruskan, sayat setiap detil kulitku. Tancaplah hingga kau rasakan tulangku yang kian rapuh. Tarik setiap urat nadiku yang menjalar di sini. Ambilah jantungku jika kau mau. Ambilah hatiku jika kau ingin menghancurkannya. Total.


Wahai Raja dari segala Kerajaan Hati, Demi SemestaMu aku berseru.. Utus semua manusia surga untuk sucikan aku. Karena aku tengah menangis. Ini murni air mata yang menyungai dari kedua hulu yang sama. Tubuhku kaku setelah kuangkat kedua tangan untuk meminta.
Kalian pasti tak akan paham. Ikuti saja ke mana sekumpulan abjad ini membawamu.

Aku akan ambil jeda sebentar..

Aku tengah bercerita tentangku dan salahku. Aku remuk seketika menyadari dosa ini akan Kau dan segala yang hidup terutama mereka. Dia.
Seiring bumi yang terus berotasi, berevolusi, bersama-sama tawaf dengan seluruh komponen jagat raya ini.. Seikhlas benda mati yang ditakdirkan tak bernyawa. Aku meminta maaf.. Maaf darimu. Di sana kau berdiri dengan sunyimu, kau bungkam seluruh perkataan yang semestinya aku dengarkan. Kau tidak tahu betapa kesunyian telah membunuh seluruh kinerja tubuhku.

"Dan, aku mati tidak seketika. Selamat tinggal.. Kunantikan selamat jalan ketika bumi telah memelukku."
Read more...