Friday, October 17

Aku dan Hujan

pagi tadi aku kedatangan hujan.
aku hanya bisa melihatnya dari sela jendela kamarku.

"sedang apa?"

"kau, bisa bicara?" heran.

"tak berharapkah engkau?"

"tidak. karena airmu hanya akan buatku menggigil lalu jatuh sakit."

"lalu kau tahu untuk apa aku datang kemari?"

"tidak juga." ketus.

"maafkan. aku datang bukan ingin mengguyur tubuhmu. melainkan hatimu."

"hatiku? mengapa? kau tak akan pernah bisa mengerti semua ini."

keheningan tiba-tiba tegangkan suasana.
suara rintik hujan itu terdiam. kemana hujan pergi?
ku lari keluar . lihat ke langit sana. matahari tersenyum hangatkanku .
tapi aku tak sempat mendengar jawaban hujan tadi. aku ingin tahu .
**
sepinya hari yang mendera .
panasnya siang mencabik habis kulitku .
tidakkah semua beban ini hilang?
aku terus berjalan di atas tepi . berharap ada sebuah jawaban melintas di hati .
hidup ini terlalu sulit aku mengerti .
bahkan sulit aku jalani .
kekosongan hati yang selalu mengisi . takkan pernah untuk bisa pergi .
aku seperti seonggok daging yang berjalan . seperti mayat yang berlari mencari hidup.
tanpa mata hati. tanpa pikiran suci .
apa yang harus aku capai di dunia yang semakin kecil ini?
aaarrgh.. bosan aku dengan dunia .
kakiku mulai lengah untuk berjalan kembali .
sayapku pun telah patah di jauh hari .
apa yang masih bisa aku pertahankan?
tiba-tiba ku dengar gemuruh keras dari atas sana.
awan yang kelabu dan.. 'tik.. tik.. tik..'
HUJAN .
**
seluruh tubuhku basah kuyup sekarang.
aku merasakan kedamaian ketika segerombolan air itu membasuh seluruh aku.

"terima kasih.."

"tidak. karena jawaban itu telah ada dalam hatimu. bukalah matamu , lihat ke dalam hatimu. ke dasar jiwamu. sangat dalam sampai ke palung hatimu ."

"aku.. melihat sesuatu. sedang duduk terdiam . cinta. dia kesepain sekali di dalam sana."

"beri dia teman.. cinta itu butuh pendamping untuk tinggal di hatimu."

"seperti itu?"

hening ..

hujan membisu . namun masih ia bersamaku . percikan airnya aku ingat.


kini aku lelah . kepalaku terasa pening sekali .
perlahan cahaya tersebut menjauh dari pandanganku.
gelap.
Read more...

Tuesday, October 7

WHY ?

The buttons on my phone are worn thin

I don't think that I knew the chaos I was getting in

But I've broken all my promises to you

I've broken all my promises to you

Why do you do this to me?

Why do you do this so easily?

You make it hard to smile because

You make it hard to breathe

Why do you do this to me?

A phrasing that's a single tear

Is harder than I ever feared

And you were left feeling so alone

Because these days aren't easy

Like they have been once before

These days aren't easy anymore

I should have known this wasn't real

And fought it off and fought to feel

What matters most? Everything

That you feel while listening to every word that I sing

I promise you I will bring you home

Read more...

Saturday, October 4

Di Tepi Hari

Aku mungkin bermimpi,
mendengar nyanyian embun pagi sampai mataku terbuka.
Kemudian mendengar hiliran angin malam yang teramat sangat sunyi.
Kapan waktunya datang?
Sayang aku menanti..
Di antara pohon dan rerumputan hijau nan indah,
dengan gemericik air sungai yang mengalir.
Disaksikan awan yang berarak membentuk nama kita,
bersama atmosfir langit yang terasa sedikit berbeda.
Dan rasa rindu yang selalu mendera.
Sayang kau di mana?
Kemarilah sebentar,
Aku ingin bicara sesuatu.
Aku ingin berbisik tepat di telingamu.
Setelah itu aku pegang erat kedua pipimu.
Ku ayunkan ke kanan lalu ke kiri.
Kemudian aku katakan lagi,
aku akan selalu sayang kamu.
Pasti menyenangkan,
dan memang itu yang aku mau.
Hanya yang jadi pertanyaanku sekarang,
kapan kita akan sedekat itu?
Aku menunggu. Read more...