pagi tadi aku kedatangan hujan.
aku hanya bisa melihatnya dari sela jendela kamarku.
"sedang apa?"
"kau, bisa bicara?" heran.
"tak berharapkah engkau?"
"tidak. karena airmu hanya akan buatku menggigil lalu jatuh sakit."
"lalu kau tahu untuk apa aku datang kemari?"
"tidak juga." ketus.
"maafkan. aku datang bukan ingin mengguyur tubuhmu. melainkan hatimu."
"hatiku? mengapa? kau tak akan pernah bisa mengerti semua ini."
keheningan tiba-tiba tegangkan suasana.
suara rintik hujan itu terdiam. kemana hujan pergi?
ku lari keluar . lihat ke langit sana. matahari tersenyum hangatkanku .
tapi aku tak sempat mendengar jawaban hujan tadi. aku ingin tahu .
**
sepinya hari yang mendera .
panasnya siang mencabik habis kulitku .
tidakkah semua beban ini hilang?
aku terus berjalan di atas tepi . berharap ada sebuah jawaban melintas di hati .
hidup ini terlalu sulit aku mengerti .
bahkan sulit aku jalani .
kekosongan hati yang selalu mengisi . takkan pernah untuk bisa pergi .
aku seperti seonggok daging yang berjalan . seperti mayat yang berlari mencari hidup.
tanpa mata hati. tanpa pikiran suci .
apa yang harus aku capai di dunia yang semakin kecil ini?
aaarrgh.. bosan aku dengan dunia .
kakiku mulai lengah untuk berjalan kembali .
sayapku pun telah patah di jauh hari .
apa yang masih bisa aku pertahankan?
tiba-tiba ku dengar gemuruh keras dari atas sana.
awan yang kelabu dan.. 'tik.. tik.. tik..'
HUJAN .
**
seluruh tubuhku basah kuyup sekarang.
aku merasakan kedamaian ketika segerombolan air itu membasuh seluruh aku.
"terima kasih.."
"tidak. karena jawaban itu telah ada dalam hatimu. bukalah matamu , lihat ke dalam hatimu. ke dasar jiwamu. sangat dalam sampai ke palung hatimu ."
"aku.. melihat sesuatu. sedang duduk terdiam . cinta. dia kesepain sekali di dalam sana."
"beri dia teman.. cinta itu butuh pendamping untuk tinggal di hatimu."
"seperti itu?"
hening ..
hujan membisu . namun masih ia bersamaku . percikan airnya aku ingat.
kini aku lelah . kepalaku terasa pening sekali .
perlahan cahaya tersebut menjauh dari pandanganku.
gelap.
Friday, October 17
Aku dan Hujan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment