Saturday, March 6

Out of Mind

Tidak, ini bukan aku. Bukan aku.

Bisakah mendengar?
Pecahnya kaca-kaca pada dinding sebelah hatiku yang mungkin tak pernah kau pun tahu. Lalu gemuruh ombak tepat pada lautan hati yang mungkin tak pernah kau kunjungi. Dan segala yang bersuara, berpadu di sini. Bisakah?

Ah, demi apa pun ini bukan tentang kekeliruan. Hanya keadaan. Dan sangat disayangkan, setitik perubahan itu tak tersentuh. Lagi, jasadku sendiri hanya meratapi. Jiwaku masih bertepi di sisi langit. Karena dalam 30 menit aku bermimpi. Aku melihat kita. Bersama para bintang yang se per sepuluh detiknya berjatuhan. Ekornya memanjang bercahaya dan kita hanya tinggal duduk diam menyaksikan. Tanpa kelelahan. Aku berani bertaruh, mimpiku ini benar adanya. Tuhan masih saja berikan aku kecupan manis di malam-malamku. Dan segala puji aku sangat mensyukuri ,aku suka dengan bunga yang diselipkan-Nya ketika mataku menepi.

Sebetulnya aku hanya ingin berbagi ini. Tidak lebih. Tapi sama sekali tidak ada yang menggetarkanmu. Dan kutegaskan sekali lagi, ini bukan tentang kekeliruan. Hanya keadaan. You never did give a damn thing honey but I cried, cried for you.

Anggaplah ini seperti aku sedang meraih tuts-tuts piano yang kemudian kumainkan. Andai bunyinya sampai kau dengar, tentu senyumku sedia buatmu. Senyum atas semua kepekaan rasamu.

Biarkan malam ini melebur dengan segala asa dan rasaku. Diiringi isakan yang menyesakkan. Dan tanpa ragu mendalam aku tekadkan malam ini dapat terlelap dengan tenang. Agar aku dapatkan kecupan Tuhan kembali. Agar aku diselipkan setangkai bunga yang sama.



Ps : I wrote this with your ' find a way '

No comments: