Aku bercerita dari sudut terang dan gelapku.
Kelak, waktuku terhenti seperti arus listrik yang diputus paksa. Yang sakelarnya Ia tekan pada tombol berhenti. Lalu mati.
Beauty queen of only eighteen.. She had some trouble with herself,
Jauh dari sebelum itu,
Bumi selalu merangkul.
Serapuh-rapuhnya aku,
Bumi selalu memangku.
He was always there to help her.. She always belonged to someone else,
Sampai suatu hari Bumi kian kabur.
Menyebut namaku pun ia tak mampu. Ia bilang lupa.
Lemas,
Bumi telah mengiris-iris setiap kulitan hatiku. Aku merasa ringan seketika. Gravitasinya semakin kuat. Aku terkapar, perlahan.
I drove for miles and miles.. And wound up at your door,
Mataku terpejam. Rapat.
Aku menyadari lukaku, sakitku, yang berkonspirasi bersama seluruh syaraf otakku.
Sakit, Bumi..
I've had you so many times but somehow I want more..
Entah siapa yang memperpanjang nyawaku. Yang kulihat di sini hanya biru.
Aku berada pada lautan tak berpenghuni. Aku ditimang-timang pantainya. Mungkin Bumi yang mengirimkan aku ke sini.
I don't mind spending everyday.. Out on your corner in the pouring rain,
Pasir-pasirnya berdesir. Ombak-ombaknya membuyar. Karang-karang yang terlalu setia untuk selalu diterjang. Inilah sebagian kecil kedamaianku. Aku ada bersama mereka.
Aku tahu. Mereka menantikan kedatanganku.
Look for the girl with the broken smile.. Ask her if she wants to stay awhile,
"Mau! Aku mau di sini! Laut, aku mau terus mendengar desiran-desiran pasir seperti ini, dan kicauan burung-burung dari utara sana! Laut, aku mau! Bumi telah membuangku. Laut, apa aku gila? Benarkah? Laut, aku merasa semua sel di tubuhku bertepuk tangan untuk ini! Laut, dengarkan! Bahkan tubuhku sekalipun mengizinkan aku! Laut! Kau tuli? Laut, aku mohon..."
Depresi. Frustasi. Keduanya memperburuk keadaanku.
And she will be loved.. She will be loved.
Sepertinya aku harus. Harus bermutasi. Bumi dan Laut. Keduanya sakit jiwa.
Tap on my window knock on my door.. I want to make you feel beautiful,
Yang paling meremukan hati adalah ketika aku harus selalu terjatuh untuk meraih satu per satu dari warna pelangi di langit, ketika aku harus selalu menjadi bodoh dengan berlari menyusul angin hanya untuk melihat fatamorgana, ketika aku harus selalu berdarah dan membuang airmataku hanya untuk Bumi dan Laut, atau siapapun.
I know I tend to get so insecure..It doesn't matter anymore,
Aku bagai buangan.
It's not always rainbows and butterflies.. It's compromise that moves us along,
Aku hampir tanpa jasad. Jasadku perlahan-lahan berjatuhan. Aku menuju bulatan jiwa.
My heart is full and my door's always open.. You can come anytime you want,
Seringan ini-kah? Aku dihempaskan kebanyakan.
Udara. Sinar. Mata air. Bahkan aku sudah tak kenal lagi. Aku mungkin sudah sangat jauh dari sini. Aku jiwa yang asing.
I know where you hide.. Alone in your car,
Kini aku dalam kemarau. Seluruh pori-pori kulitku menganga. Darahku kian kental. Segalanya kering. Aku mau segera hilang. Aku menunggu tombol 'off'ku ditekan.
Know all of the things that make you who you are..
Aku tidak merasa hidup. Hidup hanya lelucon.
I know that goodbye means nothing at all..
Namun bagaimana pun aku pernah bahagia di sini. Aku percaya setiap kemarau punya hujannya masing-masing. Sekalipun aku telah terbuang.
Comes back and begs me to catch her every time she falls..
Dia kini datang. Tamu istimewa yang sudah lama ingin menemuiku. Aku jamu dia dengan kepasrahan. Tamu itu ,Izrail.
Try so hard to say goodbye..
Dan di sini aku damai. Aku tersenyum.
12.37 AM
No comments:
Post a Comment